Saturday, May 27, 2006

MenGunJUngI PanTi AsuHan TuNaS BaNgSa


Tanggal 2o Mei kemarin saya bersama teman2 chatting mengunjungi Panti Asuhan Tunas Bangsa yang terletak di daerah Ciracas. Panti asuhan ini hanya menampung anak2 usia 0 - 5 tahun. Anak2 yang ditampung di panti ini berasal dari berbagai macam masalah yang ditimbulkan oleh orang tua mereka. Ada yang dititipkan karena orangtuanya hamil diluar nikah, ada yang memang dititipkan oleh orangtuanya karena mereka tidak bisa memberikan penghidupan yang layak bagi anaknya, atau ada yang memang dibuang oleh orangtuanya.
Memasuki panti asuhan itu tidak seperti memasuki panti asuhan. Saya serasa memasuki sekolah taman kanak2. Ada tempat bermain dan pendopo kecil di sebelah kiri jalan di dalam panti. Di sebelah kanan ada ruang tidur untuk anak2. Ada dua ruang tidur, yang pertama untuk anak2 diatas 2 tahun dan yang kedua untuk anak berumur di atas 2 tahun.
Ruangan pertama yang saya masuki adalah ruangan untuk anak bayi. Ada sekitar 10 buah box bayi di sana. Ruangannya cukup nyaman dan ber AC pula jadi kesan kumuh dan jorok terhapus juga. Perasaan saya ketika melihat bayi2 itu "nelongso". Rasa iba menyeruak di hati saya, kasihan mereka masih kecil nggak bisa apa2 dan nggak ada yang bisa menyayangi mereka 24 jam penuh. Rasa sayang yg mereka terima hanya berasal dari perawat2 yang terbagi dalam 2 shift dan dari pengunjung. Itupun harus berbagi dengan bayi lainnya. Dalam lelapnya saya lihat mereka masih begitu polos belom tau artinya memiliki ibu yang bisa mengasihi mereka dalam arti sebenarnya. Tampak beberapa teman menggendong bayi2 itu dan terlihat keceriaan di wajah mereka. Senyum dan gelak tawa yang yang mencerminkan kebahagiaan.
Ruangan kedua adalah ruangan untuk anak2 diatas 2 tahun. Ketika memasuki ruangan itu terlihat beberapa teman saya sedang bercengkrama dengan mereka. Penghuninya cukup banyak menurut perkiraan saya sekitar 30-an anak. Begitu masuk ke ruangan itu saya langsung diserbu oleh beberapa anak2 kecil yang kebanyakan laki2. Awalnya ada rasa takut karena mereka terlihat seperti orang kalap, mereka menyerbu setiap orang yang masuk. Butuh waktu beberapa menit untuk saya beradaptasi dan menghilangkan rasa takut di diri saya. Ketika saya sudah dapat menenangkan diri, baru saya mengajak ngobrol dengan mereka. Ada satu anak yang mengajak saya menebak huruf apa yang sedang dia buat dengan menggunakan karet gelang. Begitu cerianya dia ketika saya bisa dengan tepat menebak huruf itu. Kemudian ada beberapa anak segera mendekati saya dan mengajak ngobrol, bahkan ada yang minta di gendong.
Melihat anak2 itu ada rasa iba, kenapa karena mereka harus hidup sendiri sejak kecil dimana mereka masih butuh kasih sayang. Jadi tidak heran ketika ada orang2 yang mengunjungi mereka, mereka berlomba2 minta perhatian. Karena saat2 itu lah mereka bisa mendapatkan perhatian walau cuma sedikit.....