OpeRet KiLat

Semalam di mess ada perayaan 17 Agustus, dengan mengambil tempat di Sport Hall acara dimulai pada jam 08.00 dan diakhiri pada jam 11.30. Sebagai penerima tamu merangkap pemain Operet plus wardrobe saya bersiap-siap dari jam setengah 7. Setelah di dandani ma orang salon akhirnya lengkap dengan kebaya dan kipas saya dan dinda
menuju lokasi kerja wat memantau situasi dan kondisi hehehe. Nah ini dia fotonya tapi gambarnya agak2 burem yah "sebel"...gemana gk malu2in kan wat memerankan sosok ibu2 di operet nanti kan ?

Setelah selesai memastikan bahwa tamu-tamu semua sudah terlayani dengan baik, waktunya saya membantu teman2 yang lain buat dandan, terutama sih yang jadi "wanita jadi2an" . Nggak percaya nih liat degh ... atau yang satu ini sibuk dengan sarungnya ?? ?? Yang pasti yang satu ini mirip sama "Maia Ratu" . Salut banget buat temen2 cowo yang udah merelakan wajahnya di lukis plus di dandani ala "Perempuan" .

Setelah semua siap dengan atribut masing2...kita langsung kumpul di belakang panggung, yang jadi "tentara Belanda" udah siap dengan kostumnya masing2 ....

Yang jadi "pejuang RI" nggak mau kalah juga lengkap dengan atributnya .

Akhirnya waktu kita beraksi tiba.....Ini saatnya mengeluarkan semua kemampuan, kebisaan dan kepe-dean diri wat manggung. Setelah 3 hari 3 malam (hehehe gk pake malam sih) kita latihan buat Operet, inilah saatnya buat "Let The Show Begin". Acara Operet di buka dengan sepasukan tentara RI masuk lengkap dengan atribut bambu runcing plus senjata ala kadarnya ... trus masuk lah none2 belanda plus para mbak2 pribumi sing ayu2 . Hmm tau kan kalo cowo liat cewe2 kek gimana ? langsung degh dirayu2 plus di coal coel hehehe. Untungnya Operet ini semacam parodi dan menggunanakan lagu sebagai alat untuk komunikasi jadi kita2 nggak perlu menghapalkan dialog...cukup komat kamit aja alias lipsing . Lagi seru2nya mereka beraksi tiba2..masuk lah pasukan belanda dengan gagah beraninya ... mereka membuat para pejuang tadi kocar kacir...

Setelah pasukan belanda memperkenalkan anggotanya tibalah waktunya saya beraksi... sebagai istri seorang petani. Lengkap dengan menggendong bakul (padahal bukan bakul tapi kaleng roti) saya menyambut pak petani yang baru pulang dari kota. Dengan diiringi lagu Almarhum Benyamin S saya berusaha menghayati peran itu "eh abang pulang, bakul nasi goyang....duh adek sayang abang pulang bawa uang" mudah2an pada tau tuh lagu hehehe...diakhirnya ternyata sang suami bukan bawa uang tapi sepatu bekas .

Setelah itu tiba giliran anak2 petani masuk pentas liat dong anak2 saya...yang satu besar kaya mboke yang satu lagi kecil kayak bapake .

ketika keluarga kecil dan bahagia itu sedang becengkrama tiba2 masuklah pasukan belanda dan menculik bapake dengan tanpa sebab....akhirnya mboke sedih, merana dan nelongso....dengan berlinang air mata meratapi dan menangisi kepergian bapake .

Kemudian terjadi pertempuran hebat antara tentara belanda dan pejuang RI yang akhirnya bisa membuat bapake melarikan diri . Akhirnya pertarungan dimenangkan oleh pejuang RI....

Wah seneng banget karena para penonton antusias banget dan merespon adegan demi adegan di operet dengan semangat. Rasanya latihan tiap malam jadi terbayar tunai dengan gema tepuk tangan dari para penonton. Begitu kembali masuk ke belakang panggung, langsung semua pemain toast ramai2 dan tentu saja berfoto rame2 mengabadikan momen itu .