Friday, November 10, 2006

CiNtA a.k.a LOVE

Phiuuhh akhirnya bek lagi ke blogger setelah hiatus per 2 mingguan hehehe. Buat informasi aja liburan gw cukup menyenangkan... menjadi ibu rumah tangga musiman lirik HeN dan sesekali jalan2 sama hubbie, walopun sebenernya gw yang suka maksa dia wat jalan2. Dan demi untuk menyenangkan istri tercintanya hubbie mau mengabulkan permintaan gw hehehe.
Kemaren gw pesan buku lewat tokobuku lumayan lah dianterin ke rumah plus dapet diskon 10-20% klo dibandingkan gw mesti beli di Gramedia ato Gunung Agung. Bukankah harga yang lebih murah selalu jadi target utama wanita2 di dunia ?? terutama sih ibu2 haha betulkan eda dian ?? ato tanya aja ma buk YuLia pasti mereka pada setuju .

Eni wei, bai de wai, tapi gk bas wei gw kemaren sempet baca buku karangan Riri Sardjono yang judulnya "Marriagable: Gue Mau Nikah Asal..." well gw kasih nih sekilas cuplikan isi bukunya " Namaku Flory. Usia mendekati tiga puluh dua. Status? Tentu saja single! Karena itu Mamz memutuskan mencarikan Datuk Maringgi abad modern untukku. “Kenapa, sih, gue jadi nggak normal cuma gara-gara gue belom kawin?!” “Karena elo punya kantong rahim, Darling,” jawab Dina kalem. “Kantong rahim sama kayak susu Ultra. Mereka punya expired date.” “Yeah,” sahutku sinis. “Sementara sperma kayak wine. Masih berlaku untuk jangka waktu yang lama.” Mamz pikir aku belum menikah karena nasibku yang buruk. Dan kalau beliau tidak segera bertindak, maka nasibku akan semakin memburuk. Tapi Mamz lupa bertanya apa alasanku hingga belum tergerak untuk melangkah ke arah sana. Alasanku simple. Karena Mamz dan Papz bukan pasangan Huxtable. Mungkin jauh di dalam hatinya, mereka menyesali keputusannya untuk menikah. Atau paling tidak, menyesali pilihannya. Seperti Dina, sahabatku. “Kenapa sih elo bisa kawin sama laki?!” Dina tergelak mendengarnya. “Hormon, Darling! Kadang-kadang kerja hormon kayak telegram. Salah ketik waktu ngirim sinyal ke otak. Mestinya horny, dia ngetik cinta!” See?? “Oh my God!” desah Kika ngeri. “Pernikahan adalah waktu yang terlalu lama untuk cinta!” Yup! That’s my reason, Darling!.
Well singkat cerita si Flory nikah ma cowo itu *sumpah gw lupa namanya keknya sih Kevin* demi menyenangkan orang tuanya. Nah sebelom nikah si Flory bikin kesepakatan ma cowonya klo selama pernikahan yang namanya kissing pa lagi making tidak diperbolehkan hehehe maklum dia gk percaya ma mahluk yang bernama cowo as well as cinta . Jadi dia gk percaya bahwa cinta itu ada. Tp emang sih cinta kan gk berbentuk yah hehe.
Nah buat yang cowo silahkan membayangkan hidup serumah ma istri tapi gk bisa ngapa2in hihihi.... Ya sebagai contoh yang ekstrim bayangin kucing gk dikasih ikan cue apa bisa bertahan hidup ?? *jadi keingetan ma kucing di rumah. Selama lebaran tukang sayur gk buka jadilah kucing di rumah merana secara dia gk mau dikasih makan daging , die tetep milih ikan cue sebagai makanan favoritnya*. Dan finally Flory bisa menemukan "cinta" nya ma cowo yang menikahinya setelah melalui beberapa peristiwa yang bikin dia marah, cemburu, kesel dan sedih. Dan yg bikin salut cowonya bisa menahan diri dan membuat Flory sadar bahwa cinta itu ada dan tidak semua laki2...bersalah padamu *lagunya Basoefi S*.
Nah kita berbelok bentar ke cerita yang laen yg gk ada sangkut pautnya ma cerita novel di atas. Kemaren gw sempet infus Vit.c di klinik aesthenique di daerah Cikajang. Nah pas lagi di infus itu gw ngobrol2 lah ma salah satu zuster disitu. Sebut saja zuzter Ida bukan nama asli tapi nama samaran abis daripada gw tulis zuster ngesot bisa2 hawa mistik hadir lagi disini . Setelah ngobrol ngalor ngidul sampelah kita kepada cerita gemana kita menemukan pasangan kita masing2. Nah zuster Ida cerita klo dia pacaran cuma 3 bulan trus langsung diajak nikah. Pas akad nikah zuster Ida menitikkan air mata bukan karena terharu tapi dia mikir apakah dia bisa mencintai suaminya sebesar cinta suaminya ke dia. Maklum dia nikah sama suaminya bukan karena cinta tetapi sang Romeo dengan beraninya mengajak dia nikah plus emang udah dikejar2 juga wat nikah, akhirnya zuster Ida memutuskan lets get married. Okeh time goes bye dan lama2 zuster Ida bisa mencintai suaminya dengan sepenuh hati .
Sebenarnya ke dua cerita di atas mempunyai kesamaan yaitu menikah tanpa cinta dan pada akhirnya menemukan cinta. Gw jadi mikir jangan2 gk hanya zuster Ida aja yang mengalami hal tersebut, mungkin di luar sana banyak juga cewe2 yang menikah tanpa cinta tapi pada akhirnya bisa menemukan cinta dengan caranya sendiri2. Klo gw pikir2 *dengan gaya Indra Bekti* terkadang perempuan menikah bukan karena cinta atopun atas desakan keluarga. Sometimes we get married not because " I have found the man i've been looking for a.k.a Mr. Right ", but the reason why we get married because I've found someone who dare to say " Will you marry me ?? ". Dan mungkin butuh keberanian besar buat cowo2 untuk bilang " Kita nikah yuk " . Buat gw sih ketika seorang pria mengajak seorang wanita menikah, itu artinya dia berani bertanggung jawab atas diri si wanita nggak hanya kepada orang tua dan secara hukum tapi juga bertanggung jawab sama Yang Di Atas. Makanya tawaran wat nikah rata2 gk akan dilepaskan begitu saja palagi buat yang udah kena lampu kuning alias hati2 .
Gak heran kenapa jaman dulu orang tua menjodohkan anak2 mereka tanpa persetujuan anak2nya dan menaruh cinta ke nomor urutan kesekian. Mungkin mereka pikir cinta akan tumbuh seiring jalan. Dan itu emang terbukti dengan ceritanya zuster Ida.
Seperti seorang teman pernah bilang ke gw ; ketika elo akan menikah, menikahlah dengan orang yang mencintai elo meski elo gk terlalu cinta, jangan menikah dengan orang yang elo yang cinta dan dia tidak. Akan lebih baik lagi kalo kalian berdua saling mencintai. Isn't that romantic ??
Well buat temen2 semua apapun alasan kalian kenapa menikah, gw pikir emang He/She is meant to be buat kalian.